Di Garut terdapat jalan Mustapa Kamil, panjangnya kurang lebih dua kilo meter tidak jauh dari Terminal Guntur. Mustapa Kamil merupakan pejuang yang membela negara pada masa penjajahan, malahan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 menetapkan Kyai Haji Mustapa Kamil menjadi Pahlawan Perintis Kemerdekaan.
Beliau asli orang Garut dan lahir di Kampung Bojong, Desa Pasirkiamis, Tarogong, Garut pada tahun 1884, sekarang tempat tersebut berada di bawah Kecamatan Pasirwangi. Sewaktu lagi kecil namanya Muhamad Lahuri, akan tetapi sewaktu pergi ke Mekah mempelajari Islam dan beribadah haji namanya berubah menjadi Mustapa Kamil.
Terbilang tidak kurang dari 14 kali beliau tertangkap serta dipenjara oleh Belanda dan Jepang karena sikapnya yang anti penjajah. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, perjuangan beliau tidak padam. Waktu itu Bung Tomo (Sutomo) di radio mengajak agar bangsa bersatu melawan sekutu yang berlabuh di Surabaya. Lalu beliau pergi ke Surabaya yang pada waktu itu bulan Oktober tahun 1945, serta bangsa kita akhirnya berhasil menggempur pasukan Sekutu. Akan tetapi, beliau tidak diberitakan selamat gugur di medan perang.
Keluarganya bertahun-tahun mencari di mana jasadnya berada yang pada akhirnya ditemukanlah sisa-sisa perjalanannya bahwa beliau gugur pada tanggal 10 Desember 1945 sewaktu bertempur melawan sekutu di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Oleh Pemerintah Indonesia jasadnya dipindahkan da dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Surabaya, serta diberi penghormatan sebagai Letnan Kolonel.